Jumat, 18 November 2016

Sejarah Desa Bungeng-Jeneponto

2.1.1  Sejarah Desa
Desa Bungeng dalam cerita rakyat turun temurun yaitu dihuni pertama kali oleh seorang saudagar dari Kabupaten Luwu yang hendak berlayar ke Sumatera. Dalam perjalanan berlayar mengarungi lautan sang saudagar kehilangan arah sehingga terdampar di ujung Petang. Berhari-hari terdampar sang saudagar kehabisan bekal dan hendak mencari kehidupan terutama air minum.
Karena keadaan semakin genting akhirnya sang saudagar berinisiatif pergi mencari air. Dalam perjalanan mencari air, sang saudagar diikuti oleh seekor anjing peliharaannya yang beliau beri nama Labolong ( Anjing berbulu hitam). Akhirnya sang saudagar sampai di lokasi dimana ada tanda-tanda kehidupan (air). Labolong pun diperintahkan untuk mengais tanah sampai akhirnya menemukan sebuah tempurung kelapa yang memiliki lobang kecil mirip seperti Tombolo ( Corong : Alat untuk menuang benda cair kedalam bejana yang bermulut lebih kecil). Sumur Tombolo sampai sekarang menjadi sumber air utama masyaraka Desa Bungeng. Peristiwa Labolong membuka tempurung kelapa itu timbullah air yang mengalir dari dalam tanah yang masyarakat menyebutnya Bungeng ( Sesuatu yang muncul dari bawah). Jadi  nama Desa Bungeng diambil dari kata atas peristiwa tersebut.

Sekitar Tahun 1950-1960  Tamanraya (Sekarang Desa Bungeng) masih bergabung dengan Desa Tamanroya, yakni pada saat itu Distict Tamanroya terdiri 3 kampung yaitu : Tamanroya, Bungeng dan Arungkeke, pada waktu itu ibu kota Desa Tamanraya bertempat di Tamanroya. Masyarakat Desa Bungeng pada waktu itu termasuk Desa termiskin di Asia. District Tamanroya pertamakali dipimpin oleh Jalling Kr Kuri. Karaeng Kuri pada masa kepemimpinannya dibentuklah Gallarang yang akan membantu Kepala District dalam menjalankan pemerintahan.
Gallarang pertama dijabat oleh Gallarang Painga Dg Nyonyo, Gallarang Tojeng selanjutnya Gallarang Tanra, Gallarang keempat Gallarang Tau, setelah masa jabatan Gallarang Tau dinobatkanlah Gallarang Massawiyang Dg Temba yang dikenal dengan Gallarang Toa. Pada Masa Gallarang Toa Desa Tamanraya mengalami perkembangan yakni sudah berdiri sebuah sekolah (SDN Bungeng), pembukaan jalan dibeberapa wilayah.
Tahun 1960-1961 Desa Bungeng masih termasuk Desa persiapan.. masyarakat Desa Bungeng pada saat itu sudah aman dari terror gerombolan. Desa Bungeng  tidak diperintah lagi atau dibawahi oleh Tamanroya. Masyarakat mengalami perkembangan pesat pada sector pemenuhan kebutuhan yakni masyarakat sudah mendapat bantuan beras berupa Beras Gandum. Sekitar Tahun ini pula Desa Bungeng sudah dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipimpin oleh Karaeng Bulu dan Masyarakat sudah mendapat bantuan dari luar berupa sandang pangan
Tahun 1970-1986 Desa Tamanraya (Desa Bungeng) dipimpin oleh Baharuddin Karaeng Liwang. Ada harapan baru bagi masyarakat dengan pemerintahan baru Masyarakat sudah mudah mendapatkan pelayanan administrasi Desa. Masyarakat Desa Bungeng merasa aman dan bebas perang gerombolan. Sarana pendidikan pun mulai tersedia, Anak-anak sudah dapat bersekolah, Masyarakat sudah dapat menikmati jalan Desa serta mereka bias memperbaiki rumah melalui pembagian triplek Tersedianya sarana ibadah Masyarakat sudah melaksanakan kegiatan keagamaan dimesjid Masyarakat sudah menikmati penerangan listrik Masyarakat sudah mengetahui informasi dari luar melalui alat elektronik
Tahun 1986-1994 Desa Bungeng baru termasuk menjadi Desa Definitif dan dilakukanlah musyawarah desa oleh LKMD dalam hal pembentukan panitia Desa. Yang menjadi Calon Kepala Desa pada saat itu adalah Baharuddin Kr Liwang dan Muhammadan Kr. Tunru. Baharuddin Kr Liwang terpilih sebagai Kepala Desa Tamanraya. Masa Pemerintahan Baharuddin Kr. Liwang Desa Tamanraya terbentuk sebagai salah satu wilayah pemerintahan yang ada di Kabupaten Jeneponto  dan merupakan pemekaran dari Desa Tamanroya pada Tahun 1995. Saat itu Desa Bungeng  masih berstatus Desa persiapan dan dipimpin oleh Baharuddin Kr. Liwang.
Pada tahun  1996 Desa Tamanraya didevenitifkan dengan dilakukannya pemilihan kepala Desa pertama secara Demokratis dengan beberapa calon yang berkompetisi yaitu H.Syamsul Kamar Kr. Lau, H. Aspar Dg. Bella, H.Hasanuddin Sitaba, H.Husain Rani, dan yang terpilih pada waktu itu adalah H.Husain Rani untuk periode 1999-2003. Pada masa ini H.Husain Rani mengubah nama Desa Tamanraya menjadi Desa Bungeng.
Setelah periode pertama masa jabatan Bapak H.Husain Rani pada tahun 2003 dilakukan lagi pemilihan Kepala Desa secara demokratis untuk yang Kedua kalinya Calon yang duduk berkompetisi yaitu ( H.Jamin Limpo, Hamsah Kila dan H.Husain Rani) dan Kepala Desa yang terpilih adalah H.Husain Rani untuk periode 2003 – 2008. Tersedianya Sarana Ibadah Masyarakat sudah  melaksanakan kegiatan keagamaan di mesjid mereka pun sudah menikmati penerangan listrik serta sudah bias mengetahui informasi dari luar melalui media elektronik. Sekitar tahun 1994-2000 Pemekaran Mushollah berkembang lagi dengan berdirinya Masjid  Nurul Jihad yang ada di Dusun pajalaya. Perbaikan Mesjid Nurul Yaqin di Dusun Bungeng Perbaikan mesjid Nurul Jihad di Dusun Pajalaya oleh swadaya masyarakat Dusun Bungeng, Pajalaya, Paranga telah dibentuk sebuah Desa menjadi Desa Bungeng yang dibawahi oleh H.Husain Rani. PLAN International masuk dengan membangun gedung sekolah TK 1 unit dan posyandu 2 unit Pengaspalan jalan Pembangunan sekolah dasar (SD) Pembangunan Irigasi 2000-2007, Tersedianya sarana ibadah Masyarakat sudah melaksanakan kegiatan keagamaan di mesjid,  Masyarakat sudah menikmati penerangan listrik, Masyarakat sudah mengetahui informasi dari luar melalui alat elektronik,  Lahan pertanian sudah mendapatkan air meskipun belum maksimal, Hasil pertanian meningkat sehingga taraf hidup masyarakat lebih  baik  dari sebelumnya. Dalam Bidang Pelayanan kesehatan, masyarakat sudah mudah mendapat pelayanan.  Masyarakat sudah membuang hajat pada tempanya, Transportasi keluar masuk Desa sudah lancar, Kebutuhan air sudah terpenuhi Masyarakat sudah  tidak jauh mengakses air bersih, Kebutuhan pokok masyarakat sedikit terpenuhi Perbaikan rumah dan pembagian tiang rumah  Pengadaan jamban keluarga  Pengadaan MCK.
Pada masa kepemimpina H.Husain Rani yang kedua kalinya Kebutuhan masyarakat Desa Bungeng mengalami perkembangan lagi yakni Perbaikan Jalan (butas), Pengadaan air (Perpipaan),  Bantuan raskin, Bantuan BBM karena berharap akan ada bantuan Masyarakat sudah beranggapan bahwa setiap ada program yang masuk itu adalah cuma-cuma, Masyarakat sudah mulai berpartisipasi setiap kegiatan, Tersedianya tempat sampah dan jemuran pada tiap rumah tangga, Masyarakat sangat bersemangat menyambut akan adanya program ini 2008-2011.
 Pada Tahun 2009 Pemilihan kepala Desa kembali dilaksanakan dengan total calon sebanyak 5 orang yaitu ( Hamsah Ngewa, H.Hasanuddin Sitaba, Munassir Sila, Hamsah Kila dan H. Mustari) diraih dengan suara terbanyak  oleh H.Mustari Akku sekaligus menjabat satu periode. Perlombaan Desa P2WKSS Perlombaan Desa tingkat Korwil Masuknya PNPM-PPK pada tahun 2007 di Desa Bungeng Pemekaran Dusun di Desa Bungeng dari 3 dusun menjadi 5 Dusun. Masuknya program PPIP Adanya pengadaan Draenase oleh PNPM - PPK yang kini berubah menjadi PNPM-MP juga PNPM PISEW Pengadaan air bersih Poskesdes, Nice Projek Pembangunan sekolah TK PAUD 2 unit  Masyarakat sangat bersemangat menyambut akan adanya program ini Masyarakat sudah lebih maju dengan adanya program ini Masyarakat desa semakin maju bersama program PNPM-MP Kini masyarakat lebih baik lagi enggan adanya pengadaan drenase karena air sudah mengalir ketempatnya  Air lebih lancar mengalir Masyarakat sudah tidak kekurangan air bersih lagi Masyarakat lebih baik dari sebelumnya Masyarakat Desa kini lebih maju Mudahnya mendapatkan pelayanan masyarakat Tercapainya masyarakat yang Madani Sarana pendidikan lebih maju dari sebelumnya. Terjangkaunya masyarakat miskin untuk lebih baik lagi dalam berobat dengan adanya Puskesmas Pembantu.
Tahun 2013 Masa kepemimpinan H.Mustari berakhir dalam periode 5 (lima) Tahun yaitu dari Tahun 2009-2013. Tahun 2014 terjadi masa transisi untuk pemilihan kepala Desa selanjutnya karena belum berlakunya Undang –undang Desa No.6 Tahun 2014. Dua Tahun berturut-turut (2014-2015) Desa Bungeng dipimpin oleh pejabat sementara yang dikenal sebagai Pelaksana Tugas. Yang menjadi Pelaksana Tugas Desa Bungeng adalah Bapak Muhammad Idris, SP, M.Si (Camat Batang). Beberapa Pembangunan berhasil terealisasi antara lain Pembangunan di Bidang Infrastruktur seperti terbangunnya Jalan Paving di berbagai dusun Desa Bungeng, Penggunaan Media Elektronik di Bidang penyelenggaraan Informasi Desa. Administrasi keuangan berjalan Lancar.

Pada Tanggal 8 Desember 2015. Masyarakat Desa Bungeng mengadakan lagi pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Desa Bungeng yang keempat. H.Sensus Nyorong terpilih sebagai peraih suara terbanyak dari lima Calon Kepala Desa yang duduk dalam kompetisi tersebut ( Nomor urut 1 oleh H.Abd.Rahman,A.Ma, Nomor Urut 2 Hamsah Ngewa, Nomor Urut 3 H.Sensus Nyorong, Nomor Urut 4 Siajang Sikki dan Nomor Urut 5 Syamsuddin Awing)