2.1.1 Sejarah
Desa
Desa
Bungeng dalam cerita rakyat turun temurun yaitu dihuni pertama kali oleh
seorang saudagar dari Kabupaten Luwu yang hendak berlayar ke Sumatera. Dalam
perjalanan berlayar mengarungi lautan sang saudagar kehilangan arah sehingga
terdampar di ujung Petang. Berhari-hari terdampar sang saudagar kehabisan bekal
dan hendak mencari kehidupan terutama air minum.
Karena
keadaan semakin genting akhirnya sang saudagar berinisiatif pergi mencari air.
Dalam perjalanan mencari air, sang saudagar diikuti oleh seekor anjing
peliharaannya yang beliau beri nama Labolong ( Anjing berbulu hitam).
Akhirnya sang saudagar sampai di lokasi dimana ada tanda-tanda kehidupan (air).
Labolong pun diperintahkan untuk mengais tanah sampai akhirnya menemukan sebuah
tempurung kelapa yang memiliki lobang kecil mirip seperti Tombolo ( Corong : Alat
untuk menuang benda cair kedalam bejana yang bermulut lebih kecil). Sumur
Tombolo sampai sekarang menjadi sumber air utama masyaraka Desa Bungeng. Peristiwa
Labolong membuka tempurung kelapa itu timbullah air yang mengalir dari dalam
tanah yang masyarakat menyebutnya Bungeng ( Sesuatu yang muncul dari bawah).
Jadi nama Desa Bungeng diambil dari kata
atas peristiwa tersebut.
Sekitar Tahun 1950-1960 Tamanraya (Sekarang Desa Bungeng) masih
bergabung dengan Desa Tamanroya, yakni pada saat itu Distict Tamanroya terdiri
3 kampung yaitu : Tamanroya, Bungeng dan Arungkeke, pada waktu itu ibu kota Desa
Tamanraya bertempat di Tamanroya. Masyarakat Desa Bungeng pada waktu itu termasuk
Desa termiskin di Asia. District Tamanroya pertamakali dipimpin oleh Jalling Kr
Kuri. Karaeng Kuri pada masa kepemimpinannya dibentuklah Gallarang yang akan membantu
Kepala District dalam menjalankan pemerintahan.
Gallarang pertama dijabat oleh Gallarang Painga Dg
Nyonyo, Gallarang Tojeng selanjutnya Gallarang Tanra, Gallarang keempat
Gallarang Tau, setelah masa jabatan Gallarang Tau dinobatkanlah Gallarang
Massawiyang Dg Temba yang dikenal dengan Gallarang Toa. Pada Masa Gallarang Toa
Desa Tamanraya mengalami perkembangan yakni sudah berdiri sebuah sekolah (SDN
Bungeng), pembukaan jalan dibeberapa wilayah.
Tahun 1960-1961 Desa Bungeng masih termasuk Desa
persiapan.. masyarakat Desa Bungeng pada saat itu sudah aman dari terror
gerombolan. Desa Bungeng tidak
diperintah lagi atau dibawahi oleh Tamanroya. Masyarakat mengalami perkembangan
pesat pada sector pemenuhan kebutuhan yakni masyarakat sudah mendapat bantuan
beras berupa Beras Gandum. Sekitar Tahun ini pula Desa Bungeng sudah dipimpin
oleh seorang kepala desa yang dipimpin oleh Karaeng Bulu dan Masyarakat sudah mendapat bantuan dari luar berupa
sandang pangan
Tahun 1970-1986 Desa Tamanraya (Desa Bungeng)
dipimpin oleh Baharuddin Karaeng Liwang. Ada harapan baru bagi masyarakat
dengan pemerintahan baru Masyarakat sudah mudah mendapatkan pelayanan
administrasi Desa. Masyarakat Desa Bungeng merasa aman dan bebas perang
gerombolan. Sarana pendidikan pun mulai tersedia, Anak-anak sudah dapat
bersekolah, Masyarakat sudah dapat menikmati jalan Desa serta mereka bias memperbaiki
rumah melalui pembagian triplek Tersedianya sarana ibadah Masyarakat sudah
melaksanakan kegiatan keagamaan dimesjid Masyarakat sudah menikmati penerangan
listrik Masyarakat sudah mengetahui informasi dari luar melalui alat elektronik
Tahun 1986-1994 Desa Bungeng baru termasuk menjadi
Desa Definitif dan dilakukanlah musyawarah desa oleh LKMD dalam hal pembentukan
panitia Desa. Yang menjadi Calon Kepala Desa pada saat itu adalah Baharuddin Kr
Liwang dan Muhammadan Kr. Tunru. Baharuddin Kr Liwang terpilih sebagai Kepala
Desa Tamanraya. Masa Pemerintahan Baharuddin Kr. Liwang Desa Tamanraya terbentuk
sebagai salah satu wilayah pemerintahan yang ada di Kabupaten Jeneponto dan merupakan pemekaran dari Desa Tamanroya
pada Tahun 1995. Saat itu Desa Bungeng
masih berstatus Desa persiapan
dan dipimpin oleh Baharuddin Kr. Liwang.
Pada tahun
1996 Desa Tamanraya didevenitifkan dengan dilakukannya pemilihan kepala
Desa pertama secara Demokratis dengan beberapa calon yang berkompetisi yaitu
H.Syamsul Kamar Kr. Lau, H. Aspar Dg. Bella, H.Hasanuddin Sitaba, H.Husain
Rani, dan yang terpilih pada waktu itu adalah H.Husain Rani untuk periode 1999-2003. Pada masa ini H.Husain Rani
mengubah nama Desa Tamanraya menjadi Desa Bungeng.
Setelah periode pertama masa jabatan Bapak H.Husain
Rani pada tahun 2003 dilakukan lagi pemilihan Kepala Desa secara demokratis
untuk yang Kedua kalinya Calon yang duduk berkompetisi yaitu ( H.Jamin Limpo,
Hamsah Kila dan H.Husain Rani) dan Kepala Desa yang terpilih adalah H.Husain Rani untuk periode 2003 –
2008. Tersedianya Sarana Ibadah Masyarakat sudah melaksanakan kegiatan keagamaan di mesjid
mereka pun sudah menikmati penerangan listrik serta sudah bias mengetahui
informasi dari luar melalui media elektronik. Sekitar tahun 1994-2000 Pemekaran
Mushollah berkembang lagi dengan berdirinya Masjid Nurul Jihad yang ada di Dusun pajalaya. Perbaikan
Mesjid Nurul Yaqin di Dusun Bungeng Perbaikan mesjid Nurul Jihad di Dusun Pajalaya
oleh swadaya masyarakat Dusun Bungeng, Pajalaya, Paranga telah dibentuk sebuah
Desa menjadi Desa Bungeng yang dibawahi oleh H.Husain Rani. PLAN International
masuk dengan membangun gedung sekolah TK 1 unit dan posyandu 2 unit Pengaspalan
jalan Pembangunan sekolah dasar (SD) Pembangunan Irigasi 2000-2007, Tersedianya
sarana ibadah Masyarakat sudah melaksanakan kegiatan keagamaan di mesjid, Masyarakat sudah menikmati penerangan listrik,
Masyarakat sudah mengetahui informasi dari luar melalui alat elektronik, Lahan pertanian sudah mendapatkan air meskipun
belum maksimal, Hasil pertanian meningkat sehingga taraf hidup masyarakat
lebih baik dari sebelumnya. Dalam Bidang Pelayanan
kesehatan, masyarakat sudah mudah mendapat pelayanan. Masyarakat sudah membuang hajat pada tempanya,
Transportasi keluar masuk Desa sudah lancar, Kebutuhan air sudah terpenuhi Masyarakat
sudah tidak jauh mengakses air bersih, Kebutuhan
pokok masyarakat sedikit terpenuhi Perbaikan rumah dan pembagian tiang rumah Pengadaan jamban keluarga Pengadaan MCK.
Pada masa kepemimpina H.Husain Rani yang kedua
kalinya Kebutuhan masyarakat Desa Bungeng mengalami perkembangan lagi yakni Perbaikan
Jalan (butas), Pengadaan air (Perpipaan), Bantuan raskin, Bantuan BBM karena berharap
akan ada bantuan Masyarakat sudah beranggapan bahwa setiap ada program yang
masuk itu adalah cuma-cuma, Masyarakat sudah mulai berpartisipasi setiap
kegiatan, Tersedianya tempat sampah dan jemuran pada tiap rumah tangga, Masyarakat
sangat bersemangat menyambut akan adanya program ini 2008-2011.
Pada Tahun
2009 Pemilihan kepala Desa kembali dilaksanakan dengan total calon sebanyak 5
orang yaitu ( Hamsah Ngewa, H.Hasanuddin Sitaba, Munassir Sila, Hamsah Kila dan
H. Mustari) diraih dengan suara terbanyak oleh H.Mustari Akku sekaligus menjabat satu periode.
Perlombaan Desa P2WKSS Perlombaan Desa tingkat Korwil Masuknya PNPM-PPK pada
tahun 2007 di Desa Bungeng Pemekaran Dusun di Desa Bungeng dari 3 dusun menjadi
5 Dusun. Masuknya program PPIP Adanya pengadaan Draenase oleh PNPM - PPK yang kini
berubah menjadi PNPM-MP juga PNPM PISEW Pengadaan air bersih Poskesdes, Nice
Projek Pembangunan sekolah TK PAUD 2 unit
Masyarakat sangat bersemangat menyambut akan adanya program ini Masyarakat
sudah lebih maju dengan adanya program ini Masyarakat desa semakin maju bersama
program PNPM-MP Kini masyarakat lebih baik lagi enggan adanya pengadaan drenase
karena air sudah mengalir ketempatnya Air
lebih lancar mengalir Masyarakat sudah tidak kekurangan air bersih lagi Masyarakat
lebih baik dari sebelumnya Masyarakat Desa kini lebih maju Mudahnya mendapatkan
pelayanan masyarakat Tercapainya masyarakat yang Madani Sarana pendidikan lebih
maju dari sebelumnya. Terjangkaunya masyarakat miskin untuk lebih baik lagi
dalam berobat dengan adanya Puskesmas Pembantu.
Tahun 2013 Masa kepemimpinan H.Mustari berakhir
dalam periode 5 (lima) Tahun yaitu dari Tahun 2009-2013. Tahun 2014 terjadi
masa transisi untuk pemilihan kepala Desa selanjutnya karena belum berlakunya
Undang –undang Desa No.6 Tahun 2014. Dua Tahun berturut-turut (2014-2015) Desa
Bungeng dipimpin oleh pejabat sementara yang dikenal sebagai Pelaksana Tugas.
Yang menjadi Pelaksana Tugas Desa Bungeng adalah Bapak Muhammad Idris, SP, M.Si
(Camat Batang). Beberapa Pembangunan berhasil terealisasi antara lain Pembangunan
di Bidang Infrastruktur seperti terbangunnya Jalan Paving di berbagai dusun
Desa Bungeng, Penggunaan Media Elektronik di Bidang penyelenggaraan Informasi
Desa. Administrasi keuangan berjalan Lancar.
Pada Tanggal 8 Desember 2015. Masyarakat Desa Bungeng
mengadakan lagi pesta Demokrasi Pemilihan Kepala Desa Bungeng yang keempat.
H.Sensus Nyorong terpilih sebagai peraih suara terbanyak dari lima Calon Kepala
Desa yang duduk dalam kompetisi tersebut ( Nomor urut 1 oleh H.Abd.Rahman,A.Ma,
Nomor Urut 2 Hamsah Ngewa, Nomor Urut 3 H.Sensus Nyorong, Nomor Urut 4 Siajang
Sikki dan Nomor Urut 5 Syamsuddin Awing)